Dampak Mengatakan Anak "Bodoh"

Goblok? Bodoh?
Pernahkah kalian dibilang seperti itu oleh orang tua kalian?
Itu yang saya rasakan..
Saya dibilang bodoh oleh ibu saya,hanya gara-gara saya menonton film saat di waktu senggang. Tidak hanya saat itu,perkataan itu sudah saya terima dari saya SD.

"Kamu goblok banget jadi anak!!"
"Anak Bodoh!!"
"Goblok!!"
Hal itu dikarenakan nilai saya yang turun hanya sedikit.

Dari kecil,saya sudah diajari kedisiplinan yang sangat baik dari orang tua saya. Dulu saya sempat berfikir bahwa mereka adalah orang tua yang over protectif,tetapi lama -kelamaan saya sadar bahwa mereka memberikan keperduliannya dengan cara seperti itu.Saya adalah anak tunggal dari keluarga yang sederhana. Maka itu,mereka selalu memikirkan apa yang terbaik untuk saya,apalagi dibidang akademis.

Dari kecil saya tidak pernah keluar rumah dan selalu dusuruh untuk belajar,belajar dan belajar. Terkadang saya iri dengan teman-teman saya.Orang tua saya selalu memaksa saya ntuk menyukai apa yang mereka kehendaki.Saya sudah SMA tetapi saya masih dikekang seperti anak kecil. Jujur,saya lebih suka hidup tanpa mereka berdua,tapi saya sadar bahwa orang tua saya yang telah membesarkan saya.

Saya heran kenapa setiap orang tua selalu membedakan dengan anak temannya,padahal setiap anak mempunyai kemampuan yang berbeda-beda. Menurut saya kemampuan saya berda di bidang elektromatika atau design grafis. tapi menurut mereka orang yang menyukai hal seperti itu hanyalah orang yang main-main. Mereka selalu memaksa saya menjadi seorang guru.Tentu sangat bertolak belakang dengan kemampuan saya.

Sampai suatu hari saya pernah bingung apa cita-cita saya,antara cita-cita dari diri saya sendiri atau cita-cita orang tua saya. Dulu sebelum saya masuk SMA,jujur saya ingin masuk SMK jurusan design. Tetapi itu semua tidak mungkin karena cita-cita orang tua saya yang seperti itu.

Apalagi di tahun 2014 ini memakai kurikulum 2013 dengan memberikan mata pelajaran 1 hari selama 8 jam. pulang sekolah jam 3,karena saya dari SMA swasta,saya mulai memulai kurikulum 2013 kelas 11. Yang awalnya pulang sekolah jam setengah 2 menjadi jam 3. Yang awalnya haru jumat dan sabtu pulang jam 12 sekarang jam 3. Mereka berdua pernah mencurigai saya karena saya pulang sore,mereka bilang saya keluyuran,saat saya menyangkal yang mereka katakan. Saya malah dibilang anak durhaka.
Dan suatu ketika saya membuka suatu website yang berisi tentang pengalaman saya ini.

 Prof. Yohanes Surya mengatakan: Tidak ada anak yang bodoh. Yang ada hanya anak yang kurang mendapat kesempatan untuk belajar dari guru yang baik dan metode yang benar -----------------------------------------------------------------------------------
Dampak Mengatakan Anak “Bodoh”
Mengatakan ‘bodoh’ kepada anak merupakan tindakan memberikan label. Label atau labeling adalah memberikan label kepada seseorang sebagai identitas diri orang tersebut dan menjelaskan orang dengan tipikal bagaimanakah dia.
Biasanya, orang yang diberi label akan diperlakukan seperti label yang disematkan kepadanya. Misalnya seorang anak dikatakan ‘bodoh’ maka ia akan diperlakukan seperti orang bodoh. Tindakan yang demikian, entah sadar atau tidak sadar, merupakan penjelasan akurat kepada anak tentang tipikal bagaimanakah dia. Anak cenderung menerima dan menjalani kehidupannya sesuai dengan indetitastersebut yakni identitas orang bodoh.
Pada dasarnya, pemberian label dimaksudkan untuk mengontrol penyimpangan dari harapan namun yang terjadi justru sebaliknya. Dan kenyataannya memang demikian. Anak yang dikatakan ‘bodoh’ tidak akan menerima tugas-tugas yang bersifat menantang dan memiliki tingkat kesulitan yang tinggi. Dari sudut pandang anak, ia selalu akan merasa tidak mampu menyelesaikan tugas yang menantang dan memiliki tingkat kesulitan yang tinggi karena ia terjebak dalam ungkapan ‘kamu bodoh’ dimana ia juga mengakui hal itu dengan turut mengatakan kepada dirinya sendiri ‘saya bodoh, jadi tidak mungkin saya mampu menyelesaikan tugas-tugas yang sulit dan menantang’. Sementara itu, dari sudut pandang pemberi label (orang tua) enggan memberikan tugas yang menantang dan memiliki tingkat kesulitan yang tinggi karena terjebak dalam pemikiran ‘ah, dia kan bodoh, mana mungkin mampu mengerjakan tugas-tugas seperti ini, percuma saja’. Pada akhirnya, anak yang diberi label ‘bodoh’ tidak mendapat kesempatan untuk berkembang sebab tidak pernah dimotivasi atau diberi dukungan untuk maju. Ia akan tumbuh dan berkembang dalam stigma ‘bodoh’ bahkan bisa jadi akan mengatakan kepada dirinya sendiri ‘saya bodoh’.
Mengatakan ‘bodoh’ kepada anak sama dengan menghancurkan kemampuan berinteraksi mereka. Anak yang dilabeli ‘bodoh’ akan menerima diri mereka sendiri sebagai pribadi yang tidak diinginkan alias ditolak. Anak yang demikian akan merasa diri tidak dihargai, tidak dicintai, cenderung memilih jalan yang mudah, tidak berani mengambil resiko, dan tidak dapat berprestasi, memiliki penghargaan diri yang rendah dan dapat menimbulkan pengaruh negatif bagi lingkungan, baik lingkungan kerja maupun lingkungan pergaulannya.
Kiat-kiat Sederhana
Berikut ini saya anjurkan beberapa kiat sederhana agar tidak mengatakan anak bodoh:
1.Berusaha dengan kemampuan maksimal untuk mengetahui tidak hanya tahap demi tahap perkembangan anak tetapi juga kemampuan mereka. Dengan begitu, orang tua akan mengasuh secara tepat.
2.Setiap orang tua perlu mengakui bahwa mengajar anak bukanlah pekerjaan mudah. Sebab yang diajar adalah individu yang berkehendak dan unik. Dengan mengakui hal ini, orang tua akan terus menerus berimprovisasi dalam mengasuh sebagai upaya mengakomodir kemampuan anak.
3.Jangan lupa, setiap anak memiliki kecerdasan sendiri. Karena itu gaya mengasuhnya pun tentu tidak sama.
4.Perlu diingat, mengatakan ‘bodoh’ kepada anak tidak merubah apa-apa, kecuali memperburuk keadaan.
5.Emosi perlu dikontrol.
6.Jika kesabaran hampir habis, cobalah untuk tenang dengan cara menarik diri dari kegiatan belajar bersama anak.
Penutup
Apa yang didapat dari mengatakan ‘bodoh’ kepada anak ??Sesungguhnya, mengatakan ‘bodoh’ kepada anak hanya memperburuk keadaan. Kalau untuk memotivasi anak, tidak harus dengan mengatakan bodoh. Karena itu, daripada mengatakan ‘bodoh’ lebih baik berusaha dengan segala daya upaya untuk mengakomodir kemampuan setiap anak.
 Saya berharap semoga saya tidak menyerah untuk meraih impian saya Ya Allah.. Amin..

Sumber : http://m.kompasiana.com/post/read/666896/3/dampak-mengatakan-anak-bodoh.html
»»  READMORE...